Makalah Kadar Bahan Organik Tanah
Kadar
Bahan Organik Tanah
Mardevita
Islami Yakti
Program
Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta
Jl.
SWK 104 ( Lingkar Utara), Condong Catur, Yogyakarta 55283.
E-mail
: mardevitaislami@gmail.com
ABSTRAK
Tanah
adalah tempat media tumbuh tanaman yang menyediakan unsur hara makro dan unsur
hara mikro bagi tanaman. Tanah tersusun atas komponen air, udara, bahan organik
dan bahan mineral. Kadar bahan organik adalah akumulasi organisme yang telah
mati (hewan dan tumbuhan). Kadar bahan organik pada beberapa jenis tanah
berbeda-beda oleh karena itu praktikum ini dilaksanakan. Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui kadar bahan organik tanah regosol, latosol,
mediteran, dan vertisol serta mengetahui bagaimana proses perombakan bahan
organik serta fungsi bahan organik dalam memperbaiki sifat tanah. Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Kamis, 31 Maret 2016 di Laboratorium ilmu tanah Fakultas
Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta dengan menggunakan
metode Walkley and Black. Metode Walkley and Black ini didasarkan pada
kandungan c-organik yang terdapat di dalam tanah. Berdasarkan hasil praktikum,
kadar bahan organik pada jenis tanah berbeda-beda. Regosol 1,955 %, Latosol
1,452 %, mediteran 8,960 % dan vertisol 4,565 %. hal ini dipengaruhi lima faktor pembentukan
tanah yaitu bahan induk, organisme, iklim, topografi, dan waktu serta aktivitas
manusia. Mengetahui kadar bahan organik pada tanah sangat penting terutama
dalam bidang pertanian. Kadar bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik
tanah, kimia tanah, dan biologi tanah. Sehingga tanah sebagai media tumbuh
tanaman dapat mendukung pertumbuhan tanaman optimal.
Kata Kunci : Kadar Bahan Organik, Sifat Fisik
tanah, Kimia tanah, dan Biologi Tanah.
ABSTRACT
Soil
is a medium to grow plants that provide macro nutrients and micro-nutrients for
plants. Components soil are air, water, organic matter and minerals. Organic
matter is the accumulation of dead organisms (animals and plants). Some soil
type have different organic matter therefore, this practicum implemented on Thursday,
31th March 2016 in Laboratorium Soil Science Faculty of Agriculture Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. The objective of practicum is to
know how many organic matter of regosol soil, latosol soil, mediteran soil, and
vertisol soil. How the process of decomposition organic matter and the function
of organic matter to repair properties of soil. This practicum conducted in the
laboratory using the method of Walkley and Black. Walkley and Black method
based on the C-organic contained in the soil. Based on lab results, some soil
type have different organic matter. Regosol 1,955 %, Latosol 1,452 %, mediteran
8,960 % dan vertisol 4,565 %. it is influenced by five factors of soil
formation that is the parent material, organisms, climate, topography, and time
as well as human activity. Knowing the levels of organic matter in the soil is
very important, especially in agriculture. Oganic matter can improve soil
physical properties, soil chemistry, and soil biology. So, soil as a grow
medium plants can support plant growth optimal.
Keywords : organic matter, physic soil,
chemical soil, anad biologhy soil.
A.
PENDAHULUAN
Tanah adalah kulit bumi tempat tumbuhan dan makhluk
hidup yang lain tumbuh. Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari
mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan
di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan
air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga
menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga
menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat,
tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Pengertian
Tanah menurut geologi adalah batuan yang telah mengalami pelapukan oleh
gaya-gaya alam sehingga membentuk regolit (butiran halus), sedangkan pengertian
tanah menurut pertanian adalah media pertumbuhan bagi tanaman yang menyediakan
kebutuhan unsur hara baik mikro maupun makro yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Secara umum tanah (dengan bahan induk mineral)
tersusun atas 50% bahan padatan (45% bahan mineral dan 5% bahan organik), 25%
air dan 25% udara. Sedangkan pada tanah organik (misalnya gambut), bahan
padatan tersebut terdiri atas 5 % bahan organik dan 45% bahan mineral). Bahan
organik dalam tanah terdiri atas mikroorganisme 10 %, akar 10% dan humat 80 %,
meskipun jumlahnya sedikit namun memiliki fungsi sangat penting (Nasih Widya
Yuwono, 2011).
Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu bahan induk, iklim, topografi, waktu, dan organisme
(hewan dan tumbuhan). Bahan induk memengaruhi dalam hal sifat tanah, iklim
terutama panas dan hujan berpengaruh dalam pelapukan batuan, topografi dan
waktu berpengaruh dalam hal perkembangan dan pendewasaan tanah, serta organisme
baik hewan dan tumbuhan juga membantu dalam hal pelapukan batuannya.
Tanah
juga memiliki sifat dinamis artinya tanah mengalami perkembangan setiap waktu.
Perkembangan tanah tersebut dapat membentuk klasifikasi pada tanah. Klaisifikasi tanah bermacam-macam baik menurut
FAO/UNNESCO, USDA (United State
Departement of Agriculture), dan PPT (Pusat Penelitian Tanah). Kasifikasi
tanah ini mengelompokkan tanah berdasarkan sifat tanahnya. Menurut PPT,
klasifikasi tanah terbagi menjadi 14 jenis tanah, diantaranya regosol, latosol,
mediteran, dan vertisol atau juga dapat disebut grumusol.
Secara
umum tanah regosol adalah tanah vulkanik yang bahan induknya berupa abu
vulkanik dan material abu vulkanik. Tanah ini memiliki tekstur berpasir, rendah
kadar bahan organik, dan merupakan tanah yang masih muda, artinya belum
mengalami perkembangan lebih lanjut. Tanah latosol adalah tanah tua yang bahan
induknya dari material abu vulkanik. Tanah latosol memiliki struktur berlempung
pasiran dan kadar bahan organik yang rendah karena, tanahnya telah mengalami
perkembangan lebih lanjut serta letaknya di penampang melintang tanah hampir
mendekati batuan induk (rock). Tanah
mediteran adalah tanah berkapur yang teksturnya berupa debu. Tanah ini memiliki
pH yang basa karena berupa tanah kapuran.
Setiap
jenis tanah tersebut memiliki sifat tanah yang berbeda-beda. hal tersebut dipengaruhi
oleh ke lima faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah. Sifat tanah terdiri
atas sifat fisik tanah dan sifat kimia tanah. Sifat fisik tanah terdiri atas
kadar lengas tanah, berat volume, berat jenis, porositas, tesktur, NPD (Nilai
Perbandingan Dispersi), DLA (Debu Lempung Aktual), dan konsistensi. Sedangkan
sifat kimia tanah terdiri atas kadar bahan organik, pH, kadar kapur, kapasitas
pertukaran kation, dan kadar nitrogen di dalam tanah.
Pada
kesempatan kali ini, penulis akan membahas sifat kimia tanah yaitu kadar bahan
organik. Bahan organik adalah kumpulan beragam
senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses
dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa
anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan
ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya (Abdul Madjid, 2007).
Sumber bahan organik tanah yang utama adalah hasil
fotosintesis yaitu bagian atas tanaman seperti daun, duri serta sisa tanaman
lainnya termasuk rumput, gulma dan limbah pasca panen. Bahan organik memiliki
peranan sangat penting di dalam tanah. Bahan organik tanah juga merupakan salah
satu indikator kesehatan tanah. Tanah yang sehat memiliki kandungan bahan
organik tinggi, sekitar 5%. Sedangkan tanah yang tidak sehat memiliki kandungan
bahan organik yang rendah. Kesehatan tanah penting untuk menyamin produktivitas
pertanian. (Rahmawati Arsyad, 2014)
Praktikum
kali ini yaitu meggunakan metode Walkley
and Black. Prispip metode ini yaitu menghitung kadar bahan organik pada
tanah berdasarkan kandungan c-organik tanah. Preparat yang diamati antaralain
tanah regosol, latosol, mediteran, dan tanah vertisol. Kandungan
organik tanah biasanya diukur berdasarkan kandungan C-organik kandungan karbon
(C) bahan organik bervariasi antara 45%-60% dan konversi C-organik menjadi
bahan = % C-organik x 1,724. Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh arus
akumulasi bahan asli dan arus dekomposisi dan humifikasi yang sangat tergantung
kondisi lingkungan (vegetasi, iklim, batuan, timbunan, dan praktik pertanian). Arus dekomposisi jauh lebih
penting dari pada jumlah bahan organik yang ditambahkan. Pengukuran kandung
bahan organik tanah dengan metode walkey and black ditentukan berdasarkan
kandungan C-organik (Foth dalam lugito, 2012).
Pada makalah ini akan dibahas mengenai
bagaimana bahan organik dapat terbentuk, kandungan bahan organik pada
masing-masing jenis tanah, serta pengaruh kadar bahan organik terhadap sifat
tanah. Kandungan bahan organik pada tanah didasarkan pada hasil praktikum
dasar-dasar ilmu tanah. Diharapkan dari praktikum ini pembaca khususnya
mahasiswa pertanian dapat memahami kadar bahan organik pada beberapa jenis
tanah dan peranan bahan organik bagi sifat tanah.
B.
PEMBAHASAN
Tabel Hasil Praktikum Kadar Bahan
Organik Tanah
No
|
Jenis
Tanah
|
Kadar
Bahan Organik
(%)
|
Kadar
C-Organik Tanah
(%)
|
1
|
Regosol
|
1,955
|
1,134
|
2
|
Latosol
|
1,452
|
0,8427
|
3
|
Mediteran
|
8,960
|
5,1968
|
4
|
Vertisol
|
4,565
|
2,6477
|
Sumber
: Praktikum Dasar-Dasa Ilmu Tanah, 2016.
Berdasarkan
hasil praktikum dengan metode Walkley and
Black dapat diketahui bahwa tanah latosol memiliki kadar bahan organik dan
kadar c-organik terendah yaitu sebesar 1,955% dan 1,134%. Tanah regosol
memiliki kadar bahan organik dan kadar c-organik terendah kedua yaitu
berturut-turut sebesar 1,955% dan 1,134%. Tanah vertisol memiliki kadar bahan
organik dan kadar c-organik tertinggi kedua berturut-turut sebesar 4,565% dan
2,6477%. Dan tanah mediteran memiliki kadar bahan organik serta kadar c-organik
tertinggi yaitu sebesar 8,960% dan 5,1968%. Kadar bahan organik berbanding
lurus dengan kadar c-organik. Semakin tinggi bahan organik maka kadar
c-organiknya semakin tinggi. C organik atau carbon
organik ini adalah senyawa penyusun dari bahan organik.
Berdasarkan
hasil praktikum, tanah latosol memiliki kadar c-organik serta kadar bahan
organik terendah didukung dengan tanah latosol merupakan tanah tua yang telah
mengalami pelindian dan pencucian, serta letaknya pada penampang melintang
tubuh tanah dekat dengan batuan induknya (rock) atau berada pada bagian subsoil. kandungan bahan
organik di bagian topsoil lebih tinggi dibandingkan di
daerah subsoil. Hal ini disebabkan adanya aktivitas mikroorganisme dalam
kegiatan proses pelapukan dan dekomposisi bahan organik dimana mikroorganisme
aktif mendekomposisi pada daerah topsoil.
Apabila semakin ke dalam bawah tanah, maka aktivitas mikroorganisme akan
semakin berkurang sehingga pada daerah subsoil akan memiliki kandungan bahan organik
yang lebih rendah dibandingkan di daerah topsoil.
Sedangkan pada tanah mediteran, kandungan bahan organik dan c-organiknya sangat
tinggi. Hal ini dapat terjadi karena sampel yang digunakan untuk praktikum
sudah tercampur oleh aktivitas manusia berupa penambahan bahan organik pada
tanah sampel tersebut atau tanah mediteran diumbuhi oleh vegetasi-vegetasi
diatasnya. Hal ini dapat memengaruhi hasil dari perhitungan kadar c-organik dan
kadar bahan organik tanah
Kandungan
bahan organik yang berbeda-beda pada setiap tanah dapat dipengaruhi oleh bahan
induk, vegetasi yang tumbuh, serta pengaruh dari aktivitas manusia. Tanah yang
bahan induknya berupa bahan organik seperti tanah organosol/tanah gambut
memiliki kadar bahan organik yang tinggi karena bahan induknya berupa bagian
dari tumbuhan hidup baik yang sudah mengalami pelapukan atau yang belum
mengalami pelapukan. Vegetasi yang tumbuh diatas sampel tanah yang diteliti
juga dapat berpengaruh pada hasil kadar bahan organik pada tanah, dan yang
terakhir pengaruh dari aktivitas manusia ini dapat berupa penambahan pupuk
organik ke dalam tanah. Penambahan pupuk organik ini juga dapat menambah kadar
bahan organik yang tersedia pada tanah.
Bahan organik tersebut
nantinya mengalami proses dekomposisi sehingga menghasilkan humus yang
bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dan memperbaiki sifat tanah. Proses
dekomposisi bahan organik ini, dapat terjadi dalam tiga tapan antaralain fase
perombakan bahan organik. Pada fase ini bahan organik berupa sisa daun,
seresah, akar, dan sebagainya mengalami
perubahan ukuran menjadi lebih kecil. Hal ini agar proses selanjutnya dapat
berjalan dengan baik. Kedua yaitu fase perombakan lanjutan. Pada fase ini
perombakan dilakukandengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh mikrooganisme
tanah. Pada fase ini tahapan dibagi menjadi tiga yaitu tahana awal, tahana
tengah, dan tahana akhir. Proses tahana awal yaitu adanya kehilangan secara
cepat bahan yang mudah menguap karena telah terdekomposisi oleh mikroorganisme.
Misalnya NH3, H2S, dan CO2 pada tahap ini juga
sudah terbentuk asam-asam organik. Tahana tengah terbentuknya senyawa organik
tengahan atau antara serta biomassa sel organisme, dan yang terakhir tanaha
akhir terjadinya dekomposisi bagian jaringan tanaman atau hewan yang lebih
esisten (lignin). Dan fase yang terakhir yatu fase perombakan (sintesis
protein). Pada tahap ini, terjadi proses humifikasi yaitu pembentukan humus.
Kadar
bahan organik pada tanah memiliki peran yang sangat positif baik dalam sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah. Bahan organik berperan dalam sifat fisika
tanah yaitu dapat meningkatkan agregat tanah, menaikkan kemampuan tanah dalam
menyimpan air, dan memperbaiki struktur tanah serta warna tanah. Proses
perombakan bahan organik di tanah dapat menghasilkan asam-asam organik yang
mampu menjadi pengikat antar partikel tanah sehingga tekstur tanah berlempung
dan agregat antarpartikel tanah semakin
kuat. Bahan organik di tanah dapat menambah pori-pori mikro di dalam tanah,
pori pori mikro ini berfungsi sebagai penyimpan air sehingga tanah yang
mengandung bahan organik dapat menyimpan air lebih banyak (kadar lengasnya
tinggi). Kadar bahan organik juga berperan dalam memperbaiki struktur tanah
menjadi remah serta warna tanah menjadi gelap. Warna tanah gelap ini berarti
bahwa unsur hara yang terkandung di dalam tanah tinggi.
Fungsi bahan organik bagi sifat kimia
tanah antaralain Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah 30 kali lebih
besar dan menyadiakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Humus yang
merupakan hasil perombakan bahan organik merupakan koloid organik yang memiliki
kapasitas tukar kation lebih besar 30 kali dibandingkan koloid anorganik berupa
mineral lempung tanah. Kapasitas pertukaran katoion yang tinggi menandakan
bahwa banyak unsur hara yang bermuaan positif tersedia di dalam tanah. Bahan
organik setelah mengalami perombakan menghasilkan humus yang mengandung unsur
makro yang dibutuhkan oleh tanaman seperti Nitrogen, Phospor, dan Kalium. N,P,
dan K merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman. Sehingga pada
tanah yang memiliki kadar bahan organik yang cukup, dapat menyediakan unsur
hara makro bagi pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh optimal
Fungsi bahan organik bagi sifat biologi
tanah adalah meningkatkan populasi organisme
tanah dan meningkatkan keragaman organisme yang dapat hidup dalam tanah. Secara
umum, pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas
mikroorganisme. Bahan organik merupakan sumber energi dan bahan makanan bagi
mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Mikroorganisme tanah saling
berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan organik karena bahan organik
menyediakan karbon sebagai sumber energi untuk tumbuh. Kegiatan
jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik meningkat. Bahan organik
segar yang ditambahkan ke dalam tanah akan dicerna oleh berbagai jasad renik
yang ada dalam tanah dan selanjutnya didekomposisisi jika faktor lingkungan
mendukung terjadinya proses tersebut. Dekomposisi berarti perombakan yang
dilakukan oleh sejumlah mikroorganisme (unsur biologi dalam tanah) dari senyawa
kompleks menjadi senyawa sederhana. Hasil dekomposisi berupa senyawa lebih
stabil yang disebut humus. Makin banyak bahan organik maka makin banyak pula
populasi jasad mikro dalam tanah.
C.
PENUTUP
1. Simpulan
Berdasarkan hasil
praktikum dapat diketahui bahwa kadar bahan organik dari masing-masing jenis
tanah berbeda-beda. Hal ini dapat dipengaruhi oleh 5 faktor yang
memengaruhi pembentukan tanah antaralain
bahan induk,organisme, topografi, iklim dan waktu. Serta aktifitas manusia
berupa penambahan pupuk organik pada sampel tanah. Kadar bahan organik dari
yang tertinggi hingga terendah berdasarkan hasil praktikum berturut-turut yaitu
tanah mediteran, tanah vertisol, tanah regosol dan terendah tanah latosol.
Bahan organik ini sangat berpengaruh baik terhadap sifat fisik tanah, kimia
tanah, dan biologi tanah. Bahan organik juga mendukung tanah sebagai media
tumbuh tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
2. Saran
Kemapuan tanah untuk
menjad media tanam berbeda-beda. tanah dengan tekstur lempungan sangat baik
untuk media pertumbuhan tanaman, sedangkan tanah yang memiliki struktur debu atau pasir justu
sebaliknya. Tanah bertekstur pasiran dan debuan dapat diperbaiki struktur dan
tekstur tanahnya dengan menggunakan bahan organik. Bahan organik dapat di
berikan dalam bentuk pupuk organik atau sisa bahan organisme (tumbuhan dan
hewan) yang sudah mati. Hal ini dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah sehingga nantinya tanah yang bertekstur pasir dan debu dapat
dimanfaatkan sebagai media tumbuh tanaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Madjid, Abdul .2007. “Bahan
Organik Tanah”. http://dasar2ilmutanah.blogspot.co.id/2007/11/bahan-organik-tanah.html. Diakses pada
Tanggal 2 Juni 2016.
Arsyad , Rahmawati .2014.
“Peranan Bahan Organik”. https://rahmawatyarsyad1989.wordpress.com/bahanajar/dasar-dasar-ilmu
tanah/peranan-bahan-organik-tanah/. Diakses pada Tanggal 2 Juni 2016.
Widya Nasih. 2011. “Pengertian
dan Susunan Tanah”. https://nasih.wordpress.com/2011/01/12/pengertian-dan-susunan-tanah/. Diakses pada
Tanggal 2 Juni 2016
Lugito. 2012. “Bahan Organik Tanah”. http://lugito-center.blogspot.co.id/2012/12/bahan-organik-tanah-laporan-dasar-dasar.html. Diakses pada
Tanggal 2 Mei 2016.
makasih mbk
BalasHapusterima kasih mbak ilmunya
BalasHapus