88 Bulan Tak Berujung

Masih sangat teringat dibenakku... Manisnya kita saat itu.. Aku gadis berumur 18 tahun dengan wajah pucat penuh kebingungan Penampilan kucal dengan rambut lurus terurai Begitupula dengan mu saat itu.. Laki-laki berumur 19 tahun dengan senyuman tipis tanpa banyak ucapan yang keluar dari bibir mu.

Dan kehadiran mu saat iru, memberi ku obat penenang di kala rasa gundah dan kebingungan yang merundung ku.. Aku bukan seorang puitis.. Yang mampu menggambarkan mu dalam berbagai kiasan Cukup kan ku ceritakan sedikit kiasan yang ku bisa. Kehadiran mu saat itu... Bagaikan secerca cahaya di tengah kebingungan yang ada Kehadiranmu penghilang rasa gundah sejak sekian lama rasa kesepian datang menyelimuti ku Meski saat itu... Jarak masih menjadi sebuah pembatas... Kehadiran mu dan suara mu secara virtual cukup menguatkan ku Cukup juga menyadari ku bahwa dicintai seindah ini Tak terasa waktu terus berjalan... Kita sama sama tumbuh dan beranjak dewasa... Melewati segala angin, badai, cobaan, yang tiada henti menerpa

Saat itu aku Bagai benih yang berkecambah Kamu setia memupuk dan menyirami ku untuk selalu tumbuh Begitupula aku.. yang tak terlewat memberi mu banyak masukan Dan kamu tetap selalu setia mendengarkan... Ketidaksempurnaan mu... Juga ketidaksempurnaan ku... Serasa hilang dan tak terlihat.. Mencintaimu jadi hal yang istimewa bagi ku.. Tak terasa 88 bulan tak berujung itu... Meski berkali-kali Keraguan, kesedihan, kekecewaan menghampiri ku .. Tapi tidak dengan mu yang tetap teguh dengan pilihan yg ada Sekian kali, aku meragukan... Tp tidak kamu untuk meninggalkan.. Saat ini.. Kamu sudah jadi pria yang dewasa yang bertanggungjawab.. Aku jadi wanita yang dewasa dan mandiri.. Berharap suatu saat Takdirnya membawa kita dalam kebersamaan... Dan melanjutkan kisah 88 bulan berjalan yang tak berujung ini..

Komentar